9jqevJBodSbbMfiMLP15Z2iuLHJ07dWxMRgBhW0R
Bookmark

Sejarah perkembangan Islam di Barabai dan penyerbuan Benteng Barabai


    Patut dicatat Barabai merupakan salah satu pusat penyiaran Islam yang langsung ditangani Khatib Dayan, dengan mendatangi para mubaligh asal Jawa Barat seperti Syekh Abdul Malik (Haji Batu), Imam Santoso, Habib Marwan, Mujahid Malik, Rangga Alibasyah, Adipati Danureja dan rombongan untuk membangun Masjid Pusaka Plajau sebagai basis dakwah Islam.


     “Dari tempat ini, para dai Islam ini kemudian bermukim dan kawin dengan warga setempat dan beranak pinak. Makanya, jangan heran, jika nantinya para mubaligh yang ada di Barabai, masih bergaris keturunan dengan para ulama asal Jawa Barat,” tutur Humaidi, mengungkap hasil risetnya.


     Sadar akan sejarah itu, tak mengherankan jika Belanda akhirnya membangun sebuah benteng bernama Fort of Barabai, serta misi zending Protestan di sekitar wilayah Birayang sebagai basis kekuataannya. Selain dikepung basis Islam, pecahnya Perang Banjar pada 18 April 1859 menjadi Barabai pusat pertempuran antara tentara kolonial Belanda dengan pejuang-pejuang Banjar.


     Tercatat, pada 3 Juli 1861, dipimpin Raksa Yuda, benteng Barabai ini pun diserbu. Bahkan, pertempuran juga meluas hingga ke Pamangkih, Walangku, Kasarangan, Pantai Hambawang, dan Aluan pada 8 Maret 1860. Kemudian, pada 1 Mei 1860, terjadi peperangan antara serdadu Belanda dengan pendukung Pangeran Antasari di Tanah Habang pada 1 Mei 1860, dilanjutkan di Pagat pada 18 Mei 1861. Secara berlanjut, kota Barabai juga diserbu para pejuang pimpinan Gusti Wahid pada 27 Mei 1861, serta penyerbuan Benteng Limpasu pada 1 Agustus 1861, dan Jatuh dipimpin Penghulu Muda pada 5 Desember 1861, dan 26 Desember 1861.


      Begitu Perang Banjar yang berlangsung1805-1905 berakhir atau versi dokumen Belanda hanya terjadi pada 1859-1863, berbagai infrastruktur yang ada di Kota Barabai pun akhirnya banyak yang rusak dan hancur. Di era masa tenang itu, pembangunan Kota Barabai di bawah kontrol Kandangan dilanjutkan. Dan, kini, hanya bagian kecil yang tersisa dari pergulatan sejarah panjang Kota Barabai.


Artikel: M. Yasien - Hst.

Post a Comment

Post a Comment