9jqevJBodSbbMfiMLP15Z2iuLHJ07dWxMRgBhW0R
Bookmark

4 Tradisi unik Pengantin Banjar Tempo dulu

 


     Pulau Kalimantan memiliki banyak sekali tradisi unik, salah satunya adalah pengantin Banjar, di waktu dulu masyarakat banjar ketika akan melaksanakan suatu acara pernikahan, satu kampung akan saling bergotong-royong untuk menyukseskan acara pernikahan di kampung mereka tersebut, dalam gotong royong pernikahan terdapat beberapa susunan adat masyarakat Banjar yang mereka lakukan:


1. Rapat pengantin


     Seminggu sebelum melakukan acara pernikahan, masyarakat akan berkumpul di rumah pengantin untuk membahas berbagai macam persoalan yang terkait tentang acara resepsi pernikahan seperti waktu dan tanggal pernikahan dan berbagai macam perlengkapan penunjang.


     Selain itu masyarakat juga akan menggalang dana untuk membantu tuan rumah dalam pelaksanaan acara pengantin.


2. Bamula (Persiapan acara)


     Bamula dilaksanakan sehari sebelum acara pengantin, masyarakat akan berkumpul untuk mempersiapkan berbagai macam peralatan dan kesiapan acara.


     Dapat dilihat ketika pelaksanaan Bamula, masyarakat membawa pisau dapur untuk mempersiapkan makanan di hari esoknya, seperti memotong-motong daging sapi, dan berbagai macam ikan.


     Ketika sudah memasuki waktu siang hari, maka tuan rumah dari pengantin akan menjamu para masyarakat yang telah membantunya dalam mempersiapkan kesiapan untuk pelaksanaan acara pengantin.


3. Mengawah (memasak)


     Ketika memasuki malam hari, masyarakat akan berkumpul di rumah pengantin untuk mempersiapkan peralatan memasak, seperti daun pisang, mencuci beras, mempersiapkan kawah (wajan besar), dan berbagai macam peralatan lainnya.


     Ketika sudah memasuki jam 01.00 malam, para kaum lelaki akan memasak nasi, sedangkan ketika waktu sudah memasuki jam 04.00 subuh, giliran para kaum hawa yang akan memasak berbagai macam lauk untuk acara besok hari.


4. Selamatan pengantin


     Setelah berjalannya acara dengan sukses, berkat bantuan masyarakat sekitar, maka tuan rumah akan mengundang warga satu kampung tersebut, untuk berhadir di rumahnya setelah salat Magrib atau Isya.


     Lalu tuan rumah akan menjamu para masyarakat setelah membaca doa selamat bersama, dan mengucapkan pidato singkat, berupa ucapan terima kasih kepada para warga yang telah membantu suksesnya acara tersebut.


     Tradisi ini masih berjalan di daerah sekitaran kampung, sedangkan untuk di kota-kota tradisi seperti mengawah dan bergotong-royong, sudah mulai hilang, disebabkan masyarakat sekarang lebih mudah membuat acara dengan menyewa tempat dan memesan makanan siap saji.

Post a Comment

Post a Comment