9jqevJBodSbbMfiMLP15Z2iuLHJ07dWxMRgBhW0R
Bookmark

Cerita macan jadi jadian (masyarakat Banjar)


     Suku Banjar memiliki banyak cerita rakyat yang menarik, cerita ini secara turun temurun di ceritakan, walaupun demikian banyak sekali kisah rakyat banjar yang sudah mulai hilang, dan tidak di ceritakan lagi, berikut adalah kisah rakyat banjar yang berjudul:


MACAN PANJADIAN (JADI JADIAN)


     Dikisahkan ada 5 kakak beradik bersaudara yang disuruh oleh orang tua mereka untuk mencari akar rotan di salah satu gunung yang terletak di salah satun hutan Kalimantan.


     Mereka berlima berangkat dengan senang hati masuk ke dalam hutan, ketika mereka sedang asik dalam mencari akar rotan dan mengumpulkannya, tiba tiba cuaca menjadi mendung dan turun gerimis, akhirnya mereka berteduh di bawah salah satu pohon rindang di hutan tersebut.


     Ketika sedang berteduh, anak pertama dari 5 bersaudara berkata “andaikan saja ada wanita cantik yang menemani kita disini tentulah akan menjadi asik”, tanpa di sadari tiba – tiba muncullah dari dalam hutan 5 wanita cantik yang mendekati mereka sambil membawa nasi ketan dan memberi makan mereka berlima, hanya anak Bungsu (anak terakhir) yang menolak memakan nasi ketan dari perempuan cantik tersebut, karena si bungsu selalu di bujuk dan takut akan kapuhonan (celaka karena menolak makanan) maka si bungsu mencicipi sedikit nasi ketan menggunakan jari telunjuknya.


     Setelah sibungsu memalingkan pandangannya dari wanita cantik yang memaksanya memakan nasi ketan, betapa kagetnya si bungsu melihat ke empat saudaranya telah di makan oleh macan jadi – jadian, melihat hal tersebut sibungsu lari menyelamatkan dirinya, tetapi ketika dia berhasil bersembunyi maka macan akan mengeluarkan suaranya dan di sahut oleh jari si bungsu, hal demikian membuat sibungsu sadar bahwa ini adalah sesuatu yang di sebabkan oleh ketan tersebut, menyadari demikian maka dia memotong jari telunjuknya dan bersembunyi di dekat tempat dia memotong jarinya.


     Macan jadi – jadian mendekati jari yang di potong oleh sibungsu dengan nada kesal macan berkata: “kali ini engkau selamat, andai kau tau namaku singkakat, ibuku singkikit dan ayahku marajapahit, niscaya aku dalam bahaya besar”


     Sibungsu yang berada di dekat macan mendengar mantra yang diucapkan macan, langsung keluar dan mengucapkan mantra tersebut, akhirnya macan jadi – jadian tersebut musnah dan binasa.


     Sibungsu dengan perasaan sedih pulang menuju rumahnya dan menceritakan semua kejadian yang menimpa empat saudaranya kepada sang ibu, dengan sedih orang tuanya menasehati: “ketika kalian sedang berada di dalam hutan, jangan berkata kata aneh, karena hal tersebut pamali (sesuatu yang tidak baik dan bisa mendatangkan celaka dan kesialan).


#ditulis dari beberapa sumber dan cerita masyarakat yang saya dengar.

Post a Comment

Post a Comment