9jqevJBodSbbMfiMLP15Z2iuLHJ07dWxMRgBhW0R
Bookmark

Contoh Penelitian Rijal Al-Hadits tentang Keutamaan Ilmu

Penelitian Rijal al-Hadits tentang Keutamaan Ilmu 


A. Teks Hadits dan Terjemah

حَدَّثَنَا يَزِيدُ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ بْنُ الْوَلِيدِ، حَدَّثَنِي جُبَيْرُ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَعْدٍ الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِي يَحْيَى مَوْلَى آلِ الزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ، عَنِ الزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ وَهُوَ بِعَرَفَةَ يَقْرَأُ هَذِهِ الْآيَةَ: شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ، " وَأَنَا عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِينَ يَا رَبِّ "

    Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Yazid, telah bercerita kepada kami Baqiyyah bin Walid, telah bercerita kepadaku Jubair bin Amr, dari Abi Sa’id Al-Anshory, dari Abi Yahya (Budak Keluarga Zubair bin Awwam, dari Zubair bin Awwam RA berkata : Aku mendengar Rasulallah SAW dan beliau berada di Arofah membaca Ayat ini (“ Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, (Demikian pula) para malaikat dan orang-orang berilmu yang menegakkan keadilan. Tidak ada Tuhan Selain Dia Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” ) Dan aku atas hal itu termasuk orang-orang yang menyatakan wahai Tuhanku.”

Untuk mengetahui keshahihan sebuah hadits, sebelum meneliti matan hadits, kaidah ilmu hadits menyatakan bahwa yang pertama kali perlu diteliti adalah sanadnya. Bila sanadnya dinyatakan shahih, maka matanya bisa diperhatikan. Bila tidak, maka matannya dipandang tidak shahih lagi. Untuk menguji sanad hadits diatas, berikut ini akan ditelusuri identitas para perawinya.

Berikut ini adalah jalur sanad hadits tentang Keutamaan Menuntut Ilmu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitabnya Musnad Ahmad Bin Hanbal nomor 1367 :
Nabi Muhammad SAW → Zubair bin Awwam → Abi Yahya ( Maula Aal Zubair bin Awwam ) → Abi Sa’id Al Anshory → Jubair bin Amr → Baqiyyah bin Walid → Yazid → Imam Ahmad bin Hanbal. 
Akan tetapi didalam konteks ini terjadi perbedaan, karena ada satu perawi hadits yang tidak sesuai dengan konteks hadits diatas. Adapun perawi hadits diatas ada perawi yang bernama Jubair bin Amr, dan yang ditemukan adalah perawi yang bernama Habib bin Umar.

B. Biografi Singkat Perowi Hadits

1. Zubair bin Awwam

Nama beliau adalah Zubair bin Awwam bin Khuwailid bin Asad bin Abdul ‘Uzza bin Qushoy bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab bin Lu’ai bin Gholib Al Quraisy Al Asadiy Abu Abdullah Al Madani. Kunyah beliau Abu Abdullah dan laqob beliau Hawariy Nabi. Beliau adalah sahabat Nabi Muhammad SAW dan teman bicara Nabi. Beliau adalah anak dari bibi Nabi SAW yaitu Shofiyyah binti Abdul Muthollib. Termasuk salah satu dari 10 orang yang dijamin dengan surga. Beliau menyaksikan perang Badar, dan beliau pernah melalukan hijrah sebanyak dua kali, dan masuk islam diumur 16 tahun. Beliau adalah orang yang pertama kali menghunuskan pedang fii sabilillah . Beliau lahir di kota Madinah dan wafat di Bashroh. Dan beliau wafat terbunuh tahun 36 setelah kejadian perang Jamal. 

Beliau menerima hadits dari Rasulullah SAW. Murid muridnya diantaranya Abu Bakar bin Abi Malikah, Abu Habibah At-Thoi, Abu Hakim Maula Zubair, Abu Yahya Maula Aal Zubair, Asma’ binti Abu Bakar, Ummu ‘Atho, Hasan Al-Bashri dll. 

2. Abu Yahya

Nama beliau Abu Yahya dan terkenal dengan panggilan Abu Yahya Maula Aal Zubair yaitu budak keluarga Zubair.  Beliau meriwayatkan hadits ini dari sahabat Zubair bin Awwam.

Guru beliau diantaranya Zubair bin Awwam, Qosim bin Muhammad At-Taimi, Salim bin Abdullah Al-‘Adwi. Murid muridnya Harom bin Mahishoh, Muhammad bin Abi Bakar Ats-Tsaqofi, Muhammad bin Rasyid Al-Khaza’i. 

Dan kedudukan Abu Yahya ini Majhul Hal (keadaanya tidak diketahui).

3. Abu Sa’d Al-Anshori

Nama beliau adalah Harom bin Sa’d bin Mahishoh bin Mas’ud bin Ka’ab bin Amir bin ‘Addiy bin Majda’ah bin Haritsah bin Al-Harits Al-Anshory Abu Sa’d , atau Ibn Sa’idah atau Ibn Mahishoh bin Mas’ud Al-Anshory, dan terkadang dinisbatkan ke kakeknya.  Beliau mempunyai kunyah Abu Sa’d atau Abu Sa’id. Lahir tahun 43 H dan wafat tahun 113 H, tinggal dan wafat di kota Madinah diumur 70 tahun. 

Harom bin Sa’d meriwayatkan hadits dari Barro’ bin ‘Azib, dan ayah beliau Mahishoh. Murid muridnya Habib bin Umar Al-Anshory, Muhammad bin Syihab Az-Zuhri, Yahya bin Zaid Al-Haritsi. 

Menurut Muhammad bin Sa’d Harom bin Sa’d merupakan orang yang tsiqoh dalam meriwayatkan hadits. 

4. Habib bin Umar

Nama beliau adalah Habib bin Umar Al-Anshory, tinggal di kota Damaskus dan Madinah. Beliau bernasab Al-Anshory, Ad-Damaskiy, dan Al-Madani. Beliau hidup di thobaqhot ke 7 dari atba’ at-tabi’iin. 

Murid-muridnya adalah Mughiroh bin Muslim Al-Madani, Baqiyyah bin Walid Al-Kala’iy, dan Sa’id bin Abi Sa’d Az-Zabidi. Guru-gurunya antara lain Abu Abdus Somad, Harom bin Sa’d bin Mahishoh Al-Anshory, Umar bin Qaish Al-Anshory, Imron bin Salim Al-Kala’iy.

Ibn Abi Hatim Ar-Rozy mengatakan Habib bin Umar orang yang dho’if dan majhul dalam meriwayatkan hadits. Begitu juga Ahmad bin Hanbal mengatakan bahwa Habib sepertinya dho’if.

5. Baqiyyah bin Walid

Nama beliau adalah Baqiyyah bin walid bin Shoid bin Ka’ab Al Kala’iy. Kunyah Abu Yuhmid Al Maitamiy.  Lahir tahun 110 tinggal di Baghdad dan wafat tahun 197 sedangkan umur beliau 87 tahun. Dan beliau merupakan golongan thobaqhot 8 dari atba’ at-tabi’in.

Baqiyyah meriwayatkan hadits dari Ibrahim bin Adham, Ishaq bin Sa’labah bin ‘Iyas, Bisr bin Abdillah bin Yassar, Tamam bin Najih, Habib bin Sholeh Ath-thoi dan lain-lain. Dan mempunyai guru diantaranya Abu Ahmad bin Ali  Al-Kala’iy, Abu Bakar Ad Damasqi, Abu Bakar bin Abi Sairoh, Abu Abdurrahman At-Tamimi, dan lain-lain. Muridnya antara lain Adam bin Abi Ibbas, Ahmad bin Abi Toyyib, Ahmad bin Abdul Malik Al Asadi, Ahmad bin Sa’id Al-Kandiy, dan lain-lain.
 
Sufyan bin Abdul Malik Al-Maruzy dari Ibn Mubarok mengatakan bahwa Baqiyyah orang yang Shoduq atau jujur, tetapi beliau banyak mentadlis atau menyamarkan dari para perowi yang dho’if. 


6. Yazid bin Abdi Rabbah

Nama beliau adalah Yazid bin Abdi Rabbah Az-Zabidiy, memiliki kunyah Abu Fadl Al-Himshiy. Yazid adalah seorang mu’adzin yang terkenal di Jarzasiy. Lahir pada umur 168 dan wafat tahun 224. Beliau wafat pada umur 56 tahun. Semasa hidupnya Yazid tinggal di dua kota yaitu Himsh dan Zabiid, dan beliau mempunyai nasab Al-Himshi, Az-Zabidi, dan Al-Jarjasiy. Dan beliau hidup di golongan thobaqhot 9 dari atba’ at-tabi’in. 

Yazid meriwayatkan hadits dari Ayyub bin Suwaid Ar-Romli, Bisr bin Abi Syu’aib bin Abi Hamzah, Baqiyyah bin Walid, Abi Wahab Al-Harits bin Ubaidah, dan lain-lain. Murid beliau diantaranya Ishaq bin Manshur Al-Maruziy, Sulaiman bin Abdul Hamid, Abdullah bin Ahmad As-Syaibati, Yahya bin Mu’in, Ya’qub bin Yusuf. 

Beliau merupakan orang yang tsiqah dalam meriwayatkan hadits, Ibrahim bin Abdullah bin Junaid berkata bahwasanya Yahya bin Mu’in ditanya tentang dua orang yaitu Haiwah bin Syarih dan Yazid bin Abdi Rabbah beliau mengatakan bahwa keduanya tsiqoh. Begitu pula Abu Bakar bin abi Dawud mengatakan Yazid adalah tsiqoh.  

7. Ahmad bin Hanbal

Nama beliau adalah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad Asy-Syaibani. Nama masyhur adalah Ahmad bin Hanbal Asy-Syaibani, punya kunyah Abu Abdillah.  Beliau lahir pada tahun 164 H dan wafat diumur 77 pada tahun 241 H. beliau mempunyai saudara yang bernama Abdullah, Sholih, dan Sa’id. Dimasa hidupnya beliau tinggal di Baghdad dan marwi, sehingga beliau wafat dikota baghdad. Imam Ahmad merupakan tobaqot ke 10. 

Imam Ahmad meriwayatkan hadits diantaranya dari Ibrahim bin Khalid Ash-Shon’ani, Ibrahim bin Sa’d Az-Zuhriy, Ismail bin Yusuf Al Azroq,  Aswad bin Amir Syadzan. Murid muridnya antara lain Ahmad bin Abu Bakar Al-Quraisy, Ahmad bin Hasan At-tirmizi, Ahmad bin Sholeh Al-Meshri, Ahmad bin Ali Al-Amwi. Dan yang meriwayatkan hadits dari Imam Ahmad diantaranya Bukhori, Muslim, Abu Dawud, dan Imam Syafi’i.

Dalam periwayatan hadits beliau ini merupakan orang yang tsiqoh, hafizh, dan faqih dalam berhujjah.  Imam Hatim Ar-Rozi mengatakan bahwasanya Imam Ahmad adalah Imam Hujjah.

C. Kesimpulan

  Setelah meneliti sanad dan perawi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwasanya hadits tentang Keutamaan Menuntut Ilmu yang diriayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam musnadnya nomor 1367 itu belum bisa memenuhi syarat keshahihan hadits. Karena walaupun semua sanad tersebut ittishol (bersambung) antara guru dan murid, dan ada dari sebagian perawi itu yang kedudukannya tsiqoh, dan shoduq. Akan tetapi ada juga beberapa perawi yang tidak tsiqoh dalam arti ada perawi yang dho’if, majhul hal. Ada perawi yang kedudukannya dho’if yaitu Habib bin Umar, dan Abu Yahya itu Majhul Hal. Kemudian Baqiyyah bin Walid itu dikatakan shoduq tetapi banyak tadlis dari para perawi dho’if. Setelah diteliti semuanya dari segi sanad dan kualitas perawi, maka sanad hadits diatas dapat disimpulkan bernilai dho’if. 
Post a Comment

Post a Comment