9jqevJBodSbbMfiMLP15Z2iuLHJ07dWxMRgBhW0R
Bookmark

Tujuan orang dalam pemalsuan Hadits Nabi Muhammad Saw

 

    Ada tujuan tertentu oleh orang – orang yang berani memalsukan hadits, baik itu tujuan dunia ataupun kesalahan seseorang yang menganggap pekerjaan mereka di dalam membuat hadits palsu adalah hal yang di bolehkan oleh agama. Berikut ada enam hal tujuan seseorang dalam pembuatan hadits palsu:

1. Untuk memenangkan madzhab, seperti Al-khitabiyyah dari golongan Rawafid, mereka berani memalsukan hadits dengan tujuan mengemukakan madzhab mereka di bandingkan madzhab yang lain.

2. Untuk mendekatkan diri kepada raja – raja dan umara’, dengan memalsukan hadits menyesuaikan dengan keinginan para raja dan pemimpin.

3. Mencari penghasilan dan upah dengan melakukan pemalsuan, sebagaimana yang dilakukan oleh para tukang dongeng  yang mencari penghasilan dari pada pekerjaan itu. Diantara mereka adalah Abu Said Al-Madany.

4. Membela fatwa yang salah. Maka seorang mufti mengarang sebuah hadits yang dijadikanya sebagai dalil untuk memperkuat fatwanya. mereka berkata : diantara orang yang melakukan hal itu adalah Abu Khattab bin Dhihya dan Abdul Aziz Ibnu Harits Al-Hanbali.

5. Untuk mendorong orang-orang melakukan hal yang baik, hal ini dilukakan oleh orang – orang yang mengaku zuhud, mereka inilah orang-orang yang paling besar bahayanya sebab mereka menganggap hal itu sebagai ibadah, padahal perbuatan mereka termasuk dosa besar. terutama karena orang-orang banyak yang terperdaya oleh kesholehan yang mereka tampakkan, sehingga percaya kepada mereka dan meriwayatkan hadits. 

    Sebab mereka melakukan itu biasa jadi karena ketidaktahuan mereka akan keharoman perbuatan itu, atau karena anggapan mereka yang salah bahwa yang dilarang hanyalah dusta terhadap Rasululloh Saw, yang membahayakan syariat dan agamanya bukan dusta untuk menyiarkan agamanya, mereka tidak tahu bahwa semua itu  merupakan dusta terhadap Nabi Saw. Mereka membuat hadits – hadits palsu tentang keutamaan Sholawat, puasa, membaca Al Qur’an dll.

6. Untuk mendidik anak – anak mereka. Dengan membuat hadits palsu hal ini lah yang menyebabkan anak – anak mereka meyakini ke shohihan hadits yang di ajarkan kepada mereka, lalu anak – anak mereka menyebarkan hadits tersebut. Maka tersebarlah hadits palsu yang telah di ajarkan ayah mereka pada masa kecilnya.
Post a Comment

Post a Comment