9jqevJBodSbbMfiMLP15Z2iuLHJ07dWxMRgBhW0R
Bookmark

Sejarah Masjid Agung Bangil Serta Kaitannya Dengan Wali Songo

 

SEJARAH MASJID AGUNG BANGIL

    Menurut sejarah buku Babat Demak Bintoro, setiap Masjid yang di beri nama "Masjid  Agung adalah Masjid yang memiliki sejarah berkaitan dengan sejarah Wali Songo atau berkaitan dengan sejarah wilayah kekuasaan kerajaan Islam Demak Bintoro.

    Adapun ciri khas bekas wilayah kekuasaan kerajaan Islam Demak Bintoro, Masjid tersebut berada di wilayah tingkat dua kadipaten, dengan ciri khas tata kota kadipaten menggunakan tradisi kultur Jawa kuno Yaitu ; Alun alun sebagai pusat kota dan sekitarnya terdapat:

1. Sebelah Barat Alun alun terdapat Masjid Agung dan kuburan serta terdapat desa yang di sebut Kauman.
2. Sebelah timur Alun alun terdapat  wilayah Hukum dan kepatihan.
3. Sebelah selatan atau utara Alun alun terdapat pusat pemerintahan atau yang di sebut dengan Astana Dalem.
4. Sekitar Alun alun lainya terdapat terminal kuda / gedokan jaran sebagai alat transportasi zaman dulu.
Setiap keberadaan Masjid Agung seperti di atas, maka menurut sejarah, Masjid tersebut di bawah perlindungan dan kekuasaan pemerintahan kadipaten kesultanan Islam Demak Bintoro, selanjutnya Adipati mengangkat seorang Ulama' sebagai takmir yang bergelar SURONOTO, sedangkan SORONOTO membawahi marbot Masjid dan juru kunci kuburan.
Adapun ciri khas Bangunan Masjid Agung memiliki akulturasi filosofi  jawa kuno, yaitu terdiri dari tiga tingkat beratapkan genteng dengan bentuk seperti piramida yang menggambarkan : 
1. Atap genteng pertama simbul "Syariat".
2. Atap genteng kedua simbul "Thoriqot"
3. Atap genteng yang paling atas adalah simbul Hakikat/Makrifat.

    Menurut sejarah lisan dari masarakat Bangil bahwa; Masjid Agung Jami' Bangil pada awalnya tidak di ketahui siapa yang pertama kali membangunya, sehingga di sebut sebagai Masjid TIBAN, oleh sebab itu keberadaan Masjid Bangil menurut pendapat masarakat lebih tua dari pada Masjid Agung sunan ampel, hal itu berdasarkan sejarah yang di tulis oleh Prof Selamet, bahwa; pada abad ke 14, mbah Sunan Ampel perna berkuasa di Bangil sebelum hijrah ke Ampel Denta,  bukti berikutnya bisa di lihat dari bangunan soko guru yang terbuat dari kayu jati yang memiliki ketinggian 17 meter tanpa sambungan dan juga tanpa menggunakan besi dan paku.
 
    Selanjutnya menurut sejarah lisan,  ketika kerajaan Islam Demak Bintoro sudah menguasai seluruh kekuasaan kerajaan Mojopahit di seluruh tanah Jawa, maka saat itu Raden Fatah selaku raja pertama kerajaan Islam Demak Bintoro mengangkat dan memerintahkan kepada kanjeng Raden Tumenggung Husin Among Negoro selaku pemangku Adipati pertama Bangil untuk merenovasi bangunan Masjid Tiban di kota Bangil pada abad 15/16 M, yang konon makam Kanjeng Raden Tumenggung Husin Among Negoro kini berada di belakang Masjid Agung Jami' pekalongan jawa tengah.
Sebagai bukti makam Adipati Bangil berikutnya, berada di sebelah barat Masjid Agung Jami' Bangil di antaranya:

1. Kanjeng  Raden Tumenggung Noto Hadi Ningrat
2. Kanjeng Raden Tumenggung SUNJOTO NINGRAT.
3. Kanjeng Raden Tumenggung Kromo joyo Ningrat yang makamnya di TPU Segok Bangil.
Kemudian terdapat pula dua kuburan Ulama' bergelar SURO NOTO antara lain :
1. Kyai Usman Sueonoto
2. Kyai Ahmad Suronoto.

    Dengan demikian Masjid Agung Jami' Bangil memiliki kultur Bangunan yang sama dengan Masjid Agung jamik Demak.( Wallahu A' lam).
Post a Comment

Post a Comment