Mengenal Tradisi Apitan, asal usul Apitan dan Apa Tujuan dari Tradisi Apitan?

GoresanNews - Mengenal istilah Tradisi apitan atau lebih dikenal dengan istilah sedekah bumi mungkin bagi kalangan masyarakat Jawa adalah hal yang lumrah dan biasa, dikarenakan ritual tersebut jamak dilakukan setiap tahun tepatnya di bulan update dalam kalender aboge atau bertepatan dengan bulan Curug kota dalam penanggalan Hijriah. Dari mana asal usul apitan dan apa tujuan dari tradisi apitan?

Tidak jelas Siapa yang memulai tradisi ini, namun diyakini mulai dikenalkan pada masa penyebaran Islam di tanah Jawa oleh para Wali 9 sekitar lima ratus tahun yang lalu.

Diantara 2 hari raya Islam yaitu Idul Fitri dan Idul Adha pelaksanaan apitan dilakukan diberbagai daerah seperti contoh di Pati, Grobogan Blora dan Semarang. Karena posisi waktunya terjepit maka tradisi tersebut kejepit atau apitan atau pada bulan Suro dalam kalender Islam dan orang Jawa biasa menyebutnya bulan Apit.

Selain apitan ada tradisi walimatul, hal yang menjadi ciri khas semua umat Islam dalam ngalap berkah dengan orang yang pergi haji, secara filosofis apitan sarat akan Nilai estetik di Jawa ketika ada pengantin. Maka dipastikan ada pengapit yaitu anak-anak kecil perempuan cantik yang didamping pasangan yang sedang menikah dengan memodifikasi tradisi Hindu yang telah ada.

Sebelumnya para wali memasukkan unsur religius keislaman pada setiap budaya tanpa menghapus Sisi eksotik dan estetika itu sendiri ,hal ini tergolong manjur dan efektif sehingga para masyarakat Jawa berbondong-bondong mengikrarkan diri untuk memeluk Islam kembali ke apitan atau sedekah bumi Malik memiliki makna yang sangat dalam yakni sebagai wujud ungkap bersyukur warga terhadap nikmat yang telah diberikan tuhan yang maha esa.

Makna filosofinya adalah manusia tercipta dari tanah yang merupakan bagian dari unsur bumi kemudian hidup diatas bumi makan dan minum dari tuhan juga makhluk yang mengkonsumsinya untuk tanah dan kelak saat manusia itu mati pun akan kembali ke bumi.