9jqevJBodSbbMfiMLP15Z2iuLHJ07dWxMRgBhW0R
Bookmark

Makna dari Tradisi Potong Jari dari Suku Dani, Papua

Makna dari Tradisi Potong Jari dari Suku Dani, Papua


GoresanNews - Jika membahas tentang Makna dari tradisi potong jari Suku Dani sebagai bentuk rasa kehilangan. Indonesia dikenal dengan beragam tradisi suku dan budaya setiap suku memiliki ritual masing-masing terutama dalam beberapa acara adat termasuk acara kematian. 

Setiap suku memiliki ritual tersendiri untuk menunjukkan rasa duka akibat kehilangan anggota keluarganya mulai dari ritual biasa hingga yang cukup ekstrem seperti yang dilakukan oleh Suku Dani. 

Bagi suku yang bermukim di Papua ini kebersamaan sangatlah penting, oleh sebab itu saat kehilangan anggota keluarga mereka akan segera memotong ruas jarinya. Tradisi ini dikenal sebagai iki Paklek Hai, jari yang dipotong menunjukkan Berapa banyak keluarga mereka yang telah meninggal. 

Meskipun mayoritas wanita yang melakukan tradisi ini tetapi pria juga ikut melakukannya sebagai bentuk kesedihan, menurut anggota Suku Dani menangis saja tidaklah cukup untuk melambangkan kesedihan yang dirasakan rasa sakit dari memotong jari dianggap mewakili hati dan jiwa yang tercabik-cabik karena kehilangan. 

Selain itu alasan mereka memutuskan untuk melakukan tradisi iki palek adalah karena jari dianggap sebagai simbol Harmoni persatuan dan kekuatan bagian tubuh tersebut juga menjadi lambang hidup bersama sebagai satu keluarga satu Marga satu rumah, satu suku, satu nenek moyang Satu Bahasa, Satu sejarah dan satu asal dalam bahasa Papua itu disebut dengan Hai wae Neo pagi Mada kulit Wali karek make hasil jika digabungkan bentuk dan panjang jari memiliki kesatuan dan kekuatan Untuk meringankan beban semua pekerjaan masing-masing. 

Jari bekerjasama sehingga tangan dapat berfungsi dengan sempurna jika kehilangan salah satunya itu berarti kebersamaan dan kekuatan akan berkurang Hai biasanya anggota Suku Dani akan menggunakan kapak atau pisau tradisional untuk memotong jarinya. Terkadang mereka mengikat jari dengan seutas tali selama beberapa waktu sampai aliran darah berhenti ketika aliran darah telah berhenti barulah pemotongan jari dilakukan. 

Hai selain bantuan benda tajam Suku Dani juga terbiasa memakai gigi untuk memotong jari mereka akan menggigitnya hingga putus, rasa sakitnya memang tidak bisa dibayangkan Namun sebagai tanda kesetiaan hanya ini yang dapat mereka lakukan tradisi iki Paklek ini sudah mulai menghilang akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan agama. 

Meski begitu diantara anggota Suku Dani masih bisa ditemui orang-orang tua yang telah kehilangan jari-jari sebagai bagian dari tradisi iki Paklek bahkan ada yang kehilangan seluruh jarinya. 

Post a Comment

Post a Comment