9jqevJBodSbbMfiMLP15Z2iuLHJ07dWxMRgBhW0R
Bookmark

Mengenal Tradisi Grebeg, Peringatan Hari Besar Islam di Yogyakarta

Tradisi Grebeg


GoresanNews - Mengenai tradisi Grebeg yang berada di kota Yogyakarta biasanya diadakan bertepatan dengan hari besar agama Islam yang digagas pertama kali oleh siswa tanpa magono ke-1 sampai saat ini. 

Di awal dari tradisi Grebeg ini adalah sifat kan ajaran agama Islam, tradisi Grebeg identik dengan keberadaan gunungan yang dijadikan simbol kemakmuran kraton Yogyakarta gunungan itu berisi berbagai makanan yang disusun hingga menjulang ,lalu nantinya diperebutkan oleh rakyat. 

Tradisi ini sudah ada sejak bertahun-tahun lalu, tradisi ini menjadi cara bagi Raja Yogyakarta untuk bersedekah. Banyak orang percaya Jika mereka bisa memperoleh isi gunungan maka mereka bisa mendapat keberkahan yang berlimpah ukuran gunungan memiliki Pakem tertentu ukurannya selalu berdiameter satu meter dan tingginya 2 M, pemilihan bentuk gunungan ini tak lepas dari kepercayaan masyarakat Jawa bahwa gunung merupakan tempat yang sakral dan suci.

Mereka meyakini bahwa itulah yang Mahakuasa tersemai and bentuk gunungan, ada tujuh jenis dan masing-masing melambangkan anggota keluarga Keraton seperti Raja ,Permaisuri ,Pangeran ,Putri.

Pada setiap momen perayaan hari besar umat Islam kraton Yogyakarta selalu mengadakan tradisi sedekah Grebeg gunungan yang diadakan sebanyak tiga kali dalam setahun tiga macam upacara Grebeg tersebut yang pertama grebek jawab ,Grebeg Syawal diadakan untuk menghormati bulan puasa Hari Raya Idul Fitri dan malam Lailatul Qada. 

Pada bulan Syawal Kraton mengeluarkan gunungan yang paling besar yaitu gunungan kakung yang bentuknya menyerupai gunung sesungguhnya ,yang kedua Grebeg maulud. Hari tradisi Grebeg Maulud diadakan setiap tanggal 12 pada bulan maulud yang merupakan upacara untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam schatten atau acara pasar malam yang terkenal itu merupakan salah satu rangkaian acara Grebeg Maulud, dilanjutkan dengan dibunyikannya dua perangkat gamelan Sekaten milik Kraton selama tujuh hari. 

Acara puncaknya adalah pembacaan risalah Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam oleh penghulu Kraton ,yang ketiga Grebeg besar Grebeg besar diadakan pada hari raya Idul Adha di bulan Dzulhijjah sebagai penghormatan kepada bulan besar Dzulhijjah gunungan yang dibagikan ke masyarakat pun berupa gunungan khusus pada akhir acara Grebeg yang diambil oleh masyarakat bukan sekedar makanan pisang, masyarakat setempat mempercayainya sebagai mencari berkah dari Sultan bagian gunungan yang berhasil masyarakat laik nantinya akan disimpan di rumah. 

Post a Comment

Post a Comment