9jqevJBodSbbMfiMLP15Z2iuLHJ07dWxMRgBhW0R
Bookmark

Tradisi Ngaben, Upacara Pembakaran Jenazah (Kremasi) Umat Hindu Di Bali

Tradisi Ngaben


GoresanNews - Tradisi Ngaben di Bali Ngaben merupakan upacara kremasi atau pembakaran jenazah di Bali. 

Upacara Ngaben merupakan sebuah ritual yang dilakukan untuk mengirim jenazah pada kehidupan berikutnya. Dalam upacara ini, jenazah diletakkan dengan posisi seperti orang tidur. Keluarga yang ditinggalkan pun akan beranggapan bahwa orang yang meninggal tersebut sedang tertidur. 

Dalam upacara ini, tidak ada air mata karena mereka menganggap bahwa jenazah hanya tidak ada untuk sementara waktu dan menjalani reinkarnasi atau akan mengalami Moksha yaitu suatu keadaan dimana jiwa telah bebas dari reinkarnasi dan roda kematian. Upacara ngaben ini juga menjadi simbol untuk menyucikan roh orang yang telah meninggal.

 KENAPA MAYAT DI BAKAR ? Pembakaran ini merupakan simbol mengembalikan unsur-unsur kehidupan manusia. Dalam ajaran agama Hindu, jasad manusia terdiri dari badan halus (roh atau atma) dan badan kasar (fisik). Badan kasar dibentuk oleh lima unsur yang dikenal dengan Panca Maha Bhuta. Kelima unsur ini terdiri dari pertiwi (tanah), teja (api), apah (air), bayu (angin), dan akasa (ruang hampa). Lima unsur ini menyatu membentuk fisik dan kemudian digerakkan oleh roh. 

Jika seseorang meninggal, yang mati sebenarnya hanya jasad kasarnya saja sedangkan rohnya tidak. Oleh karena itu, untuk menyucikan roh tersebut, perlu dilakukan upacara Ngaben untuk memisahkan roh dengan jasad kasarnya. pembakaran jenazah bertujuan untuk mengembalikan unsur pembentuk tubuh manusia ke asalnya yaitu tanah akan kembali ke tanah, udara kembali ke udara, dan air kembali ke air Asal Kata Ngaben 

Ngaben sendiri ada beberapa pendapat. Ada yang mengatakan bahwa Ngaben berasal dari kata beya yang berarti bekal. Ada yang berpendapat dari kata ngabu yang berarti menjadi abu. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa Ngaben berasal dari kata Ngapen yakni penyucian dengan api.

Dalam kepercayaan Hindu, dewa Brahwa atau dewa pencipta dikenal sebagai dewa api. Oleh karena itu, upacara ini juga bisa dianggap sebagai upaya untuk membakar kotoran yang berupa jasad kasar yang masih melekat pada roh dan mengembalikan roh pada Sang Pencipta. Bade Sebelum prosesi pembakaran dilaksanakan, jasad akan diletakkan dalam bade (sarana yang dibuat berbentuk seperti bale-bale). Bentuk bade bervariasi tergantung dari kemampuan dan derajat sosial yang meninggal dan diupacarai Lalu, bade tersebut akan diarak berkeliling desa, dari rumah sampai menuju kuburan Seluruh keluarga dan warga setempat akan ikut beramai-ramai mengiringi proses ini. 

Ngaben Merupakan Momen Bahagia Bagi masyrakat di Bali, Ngaben adalah momen bahagia karena dengan melaksanakan upacara ini, orang tua atau anak-anak telah melaksanakan kewajiban sebagai anggota keluarga Oleh sebab itu, upacara ini selalu disambut dengan suka cita tanpa isak tangis. Mereka percaya bahwa isak tangis justru hanya menghambat perjalanan roh mencapai nirwana. 

Pembakaran Jenazah Puncak Upacara Ngaben adalah prosesi pembakaran jenazah Jenazah yang diarak diatas Bade kemudian dipindahkan ke dalam wadah pembakaran yang bisa berbentuk lembu atau bentuk lainnya. Sebelum pembakaran jenazah ada rangkaian upacara, mulai dari persembahyangan sampai pembakaran Biaya Upacara Ngaben Upacara Ngaben di Bali bagi keluarga yang berada biasanya dilakukan secara besar-besaran seperti sebuah pesta dan memakan biaya yang banyak. 

Bagi masyarakat umum kadang upacara ngaben dilakukan beberapa tahun setelah kematian, dan untuk sementara jenazah dikubur dahulu. Saat ini, masyarakat Hindu di Bali banyak yang melakukan upacara Ngaben secara massal untuk mengemat biaya. 

Post a Comment

Post a Comment