9jqevJBodSbbMfiMLP15Z2iuLHJ07dWxMRgBhW0R
Bookmark

Tradisi Unik Omed Omedan Banjar Kaja Denpasar Bali

Tradisi Omed omedan


GoresanNews.com - Salah satu ritual unik yang setiap tahun diadakan di Banjar Kaja Sesetan Denpasar, Bali atau upacara yang bernama omed-omedan adalah empat 4 yang diadakan oleh pemuda-pemudi Banjar Kaja Sesetan Denpasar Selatan ,Kota Denpasar Bali. 

Upacara omed-omedan diadakan satu hari setelah hari raya Nyepi jatuh pada hari menembak jenis untuk menyambut tahun baru.

Omed-omedan sendiri berasal dari bahasa Bali yang artinya tarik-tarikan dengan asal mula upacara ini memang tidak diketahui secara pasti tapi telah berlangsung sejak nenek moyang dan dilestarikan secara turun-temurun oleh warga Banjar Kaja Sesetan Denpasar Bali .

Omed-omedan melibatkan keturuna truni atau pemuda-pemudi yang berumur 17 hingga 30 tahun dan belum menikah, prosesi omed-omedan dimulai dengan persembahyangan bersama untuk memohon keselamatan, usai melakukan persembahyangan bersama peserta dibagi dalam dua kelompok laki-laki dan perempuan. 

Kedua kelompok tersebut mengambil posisi saling berhadapan di jalan utama desa seorang sesepuh memberikan aba-aba kedua kelompok laki-laki dari perempuan saling berhadapan dan tarik menarik satu sama lainnya. 

Upacara metromedan ini terdiri dari 40 pria dan 60 wanita, sedangkan siswa peserta akan dicadangkan untuk tahap berikutnya bicara metode dan ini adalah tarik-menarik menggunakan tangan kosong antara pria dan wanita dan disirami air,upacara ini dilakukan hingga 07.17.

Mimpi dari upacara omed-omedan Ini adalah peluk cium si Jom lalu tarik begitu terus berulang sampai semua Pemuda dan Pemudi Desa Sesetan mendapat giliran,tradisi omed-omedan ini bertujuan untuk memperkuat rasa asah Asih dan asuh antar warga khususnya warga Banjar Kaja Desa Sesetan Denpasar.

Konon tradisi omed-omedan berasal dari warga kerajaan Puri Oke yang berletak di Denpasar Selatan, para warga dulunya berkumis ya tips membuat sebuah permainan tarik-menarik lama-kelamaan permainan ini semakin menarik sehingga berubah menjadi saling rangkul. 

Kangan] karena suasana jadi gaduh raja pureokerto yang sedang sakit keras pun marah-marah sebab terganggu dengan suara berisik tersebut ,namun begitu sang raja keluar dan melihat permainan omed-omedan ini beliau pun malah sembuh dari penyakitnya dan Sejak saat itu sang raja pun memerintahkan warga agar Om Freedom diselenggarakan setiap tahun setiap menyalakan api pertama atau Ngembak Geni selepas hari raya Nyepi. 

Tradisi omed-omedan sempat berhenti dilakukan oleh masyarakat desa Sesetan ini, namun beberapa saat setelah dihentikan terjadi sebuah kejadian aneh yaitu ada dua ekor babi yang saling berkelahi di depan pelataran pura . Warga pun menganggap kejadian tersebut merupakan sebuah pertanda buruk dan Sejak saat itulah omed-omedan kembali dilaksanakan setiap tahun. 

Post a Comment

Post a Comment