Tuan Guru Muhammad Saman Awang, dilahirkan pada tanggal 10 oktober 1940. K.H Muhammad Saman Awang termasuk salah satu ulama sepuh dari kota kuala tungkal Jambi.
K.H Muhammad Saman Awang menimba ilmu di pondok pesantren Nurul Iman yang mana pondok tersebut berada di sebrang kota jambi, beliau sangat sungguh-sungguh dalam mencari ilmu sehingga kebanyakan guru beliau bangga dan ridho kepadanya, kurang lebih empat tahun lamanya K.H Muhammad Saman Awang menimba ilmu di pondok pesantren Nurul, ketika itu juga dia diminta agar menjadi pengajar dipondok tersebut, tidak lama setelah itu beliau dijemput oleh orang tuanya untuk pulang ke kampung halaman yang terletak di kampung baru kuala tungkal.
Setelah menimba ilmu dari pondok, Tuan Guru K.H Muhammad Saman Awang, menikah dengan seorang anak ulama dikampung baru tersebut yaitu dari anak K.H Muhammad Romli, serta disamping itu juga sambil belajar kepada mertua beliau tersebut kurang lebih selama dua tahun setengah, tidak lama kemudian beliau pindah ke kota Kuala Tungkal, disitulah beliau aktif dalam berdakwah dan mengajar di berbagai Madrasah di antaranya: Madrasah Hidayatul Islamiyah yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan PHI. Madrasah Nurul Falah dan beliau di angkat sebagai kepala sekolah madrasah tersebut. Di masa ke pemimpinannya Madrasah Nurul Falah berkembang dengan pesat dengan bertambahnya para siswa.
Selain mengajar di Madrasah beliau juga aktif mengisi berbagai macam pengajian di antaranya di: Masjid Asyuhada, Masjid Al Azhar. Dan masih banyak lagi khususnya di daerah Kuala Tungkal. K.H Muhammad Saman Awang, juga menjadikan rumahnya sebagai majelis ilmu, dan di beberapa rumah warga yang meminta agar beliau mengisi rumah mereka sebagai mejalis ilmu.
Meninggalnya K.H Muhammad Saman Awang
K.H Muhammad Saman Awang, walaupun di dalam usianya yang cukup senja yaitu 81 tahun beliau tetap aktif di dalam kegiatan ke agamaan, dan selalu hadir jika masyarakat membutuhkannya seperti acara, pernikahan, Tasmiyah, Aqiqah, ceramah. Dan tetap aktif menjadi imam Sholat berjamaah di Masjid Asyu’ada.
K.H Muhammad Saman Awang meninggal pada usia 83 tahun, pada hari Rabu/20/07/2022. Ribuan masyarakat ikut mengantarkan kepergiannya, beliau di sholatkan di masjid raya Mustaqin sebelum dikebumikan di Yayasan Darul FurQon, Jalan Jenderal Sudirman, lorong Gajah Mada, Kelurahan Sriwijaya, Kecamatan Tungkal Ilir.
Kesaksian salah satu cucu K.H Muhammad Saman Awang tentang pribadi beliau
1. Beliau sering menerima tamu yang berdatangan kerumahnya, baik itu dengan tujuan minta do’a, nasehat, dan berbagai macam hajat. Walaupun terkadang para tamu tidak memahami kapan waktu istirahatnya K.H Muhammad Saman Awang, tetapi beliau tetap mengabulkan hajat mereka.
2. Banyak muridnya yang berhasil menjadi ujung tombak dakwah yang tersebar di berbagai daerah, berkat semangatnya K.H Muhammad Saman Awang dalam mendidik mereka.
3. Ramah kepada para tamu dan orang yang ditemuinya, K.H Muhammad Saman Awang selalu menyapa dan murah senyum.
4. Cinta kepada para habaib, hal itu di buktikan dengan banyaknya foto habaib yang menghiasi dinding rumahnya.
5. Orang yang istiqamah, hal ini dapat dilihat dengan usia yang memasuki 81 tahun K.H Muhammad Saman Awang, tetap aktif menjadi imam di Masjid Syu’ada.
NB: tulisan ini bersumber dari salah satu cucu K.H Muhammad Saman Awang, yang bernama Syauqi Suraim, yang sekarang aktif belajar di Ponpes Darul Ihya, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.
Post a Comment