Pembacaan rutin dars kitab Ihya' ulumudin di rumah Hb Abu Bakar bin Husin Asegaf Bangil di mulai sejak awal bulan Rajab 1344 H atau tanggal 15 Januari 1926 M sampai saat ini generasi ke empat, yang sekarang di asuh oleh cicit beliau yang bernama Ustadz Hb Abd Qadir bin Ahmad bin Husin bin Abu Bakar Asegaf.
Rauhah kitab ihya' Ulumudin tersebut di rintis oleh Hb Abu Bakar bin Muhammad Asegaf seorang wali Qutub dari Gresik kepada muridnya yang bernama Hb Abu Bakar bin Husin Asegaf Bangil, bahkan Hb Abu Bakar bin Muhammad Asegaf membawa sendiri dampar/ bangku kecil dari Gresik untuk tempat kitab Ihya' Ulumudin yang berjumlah empat jilid, kemudian Hb Abu Bakar Gresik juga menanam dua pohon mangga untuk mengayomi para kaum muslimin yang hadir di Majlis Rauhah tersebut.
Hal itu merupakan isyarat bahwa tempat tersebut merupakan tempat yang bakal melahirkan para Auliya' Sufi, mereka menjadi pelayan salafu Sholeh yang akan membentengi aqidah umat Islam di Indonesia,
KENAPA KOTA BANGIL MENJADI TEMPAT DARS KITAB IHYA' ULUMUDIN.?
Kota Bangil merupakan tempat yang khumul, sejak awal sudah ada Islam, kemudian di kota Bangil tidak di temukan sejarah peninggalan Hindu Budha, sedang masarakatnya mayoritas sebagai Ulama' dan santri yang suka mengaji Ilmu Agama Islam.
Itulah sebabnya kota Bangil di pilih menjadi tempat Dars Rauhah Kitab Ihya' Ulumudin yang di rintis oleh seorang wali Qutub bernama Hb Abu Bakar Bin Muhammad bin Umar Asegaf Gresik, kemudian di lazimi pembacaannya secara Istiqomah, dari generasi ke generasi hingga saat ini sudah lebih ratusan kali hatam kitab Ihya' Ulumudin.
adapun nama nama pengasuh kitab ihya' Ulumudin antara lain:
1.Hb Abu Bakar bin Husin Asegaf melazimi dars rauhah kitab ihya' ulumudin selama 38 th, dari tahun 1926 s/d 1964.
2. Hb Husin bin Abu Bakar Asegaf melazimi dars rauhah kitab ihya' ulumudin selama 34 th, dari tahun 1964 s/d 1998.
3. Hb Ahmad bin Husin Asegaf melazimi dars rauhah kitab ihya" ulumudin selama 16 th, dari tahun 1998 s/d 2014
4. Hb Abd Qadir bin Ahmad Asegaf melazimi dars kitab ihya' ulumudin dari tahun 2014 hingga sekarang.
Hb Abu Bakar bin Muhammad bin Umar Asegaf (Qutub) berkata; " se seorang tidak akan mungkin dapat hadir di Majlis Ihya' ulumudin Bangil, kecuali orang tersebut mendapat "Taufik dan Hidayah" dari Allah Swt".
Sehingga banyak di antara kaum Auliya' dan Sholikhin memberi habar tentang Majlis Ihya' ulumuddin, sebagai penjaga amanya negeri Bangil dan Indonesia dari berbagai bala' bencana Alam maupun Bencana Aqidah.
Dari tempat Dars kitab Ihya' Ulumudin inilah sebagai Benteng yang banyak melahirkan para Auliya' dan Ulama' serta Sholihin yang akan menyebarkan da'wa ke seluruh bumi Nusanta
Itulah jawabanya kenapa Hb Abu Bakar bin Muhammad memilih kota Bangil dengan memerintahkan kepada Hb Abu Bakar bin Husin Asegaf untuk membuka kitab Ihya' ulumudin dirumahnya di kota Bangil.
Dengan mengetahui manfaat keberadaan Majlis Ihya' Ulumudin tersebut, masarakat Bangil dan sekitarnya seharusnya bersyukur dan mendukung dengan lazim menghadiri pengajian kitab ihya' ulumudin tersebut, di setiap pagi hari bagi orang orang khusus dan hari kamis pagi untuk umum, kemudian di tambah lagi hari jum'at sore pengajian kitab Hikam yang di asuh oleh Hb Abdul Qadir bin Ahmad bin Husin bin Abu Bakar Asegaf Bangil.
Dengan demikian Dars Rauhah kitab Ihya' Ulumudin yang Istiqomah di baca, laksana cahaya mercu suar yang terus menjulang tinggi ke langit, hal itu menjadi mahgnit atau daya tarik bagi para Auliya' dan Ulama' serta sholihin Internasional untuk mendatangi ke kota Bangil.
Post a Comment