Berawal tahun 1922 M orang Banjar yang pertama tinggal di Bangil mengadakan kumpulan kegiatan membaca yasin dan tahlil serta pembacaan Sholawat, Dalailul khoirot, bersama masarakat setempat ( Bangil), kemudian sekitar tahun 1932 M di lanjutkan membuat pendidikan khusus orang Banjar yang di beri nama yayasan pendidikan "Darus Salam" atau di singkat YAPIDA BANGIL., di tempat itulah orang orang Banjar Bangil berkumpul mengadakan bermacam macam kegiatan pendidikan Islam dan kegiatan lainya, seperti pengajian hari besar Agama Islam.
pembacaan Sholawat Dalailul Choirot., Benasyid toriqoh Sammaniyah dengan menggunakan terbang Besar, dan pembacaan kitab Saraful Anam di iringi terbang (rebana) senoman Asli dari Banjar.
Sedangkan para ibu ibu wanita kalimantan di Bangil juga membuat kumpulan pembacaan yasin dan Tahlil serta membaca Sholawat keliling dari rumah ke rumah, kumpulan wanita Banjar di singkat dengan PPSWK ( Persatuan pembacaan Sholawat wanita Kalimantan ), kumpulan wanita kalimantan tersebut di pimpin langsung oleh Ibu Antung MAIMUNAH salah satu istri dari Guru Bangil, kemudian pada periode selanjutnya di ganti oleh Gulu Fatmah anak dari guru abdul Kadir Hasan ( guru tuha ) Martapura.
Lahirnya Hadrah al Banjari dengan membaca qosidah kitab Diba' yang di iringi dengan rebana atau terbang Banjar.
Pada awalnya Hadrah al Banjari Bangil di bentuk oleh para dzuriyat datuk kalampaiyan Martapura yang tinggal berada di kota Bangil, senoman Hadah Al Banjari lahir pada tahun 1960 M, dan Hadrah tersebut mendapat restu dari para tetuha, salah satu di antaranya guru Bangil ( KH M Syarwani Abdan)
Sepuluh tahun kemudian, tahun 1970 M, Hadrah al Banjari Bangil senantiasa di undang untuk meramaikan acara Haul Sunan Ampel di Surabaya, kemudan mengarak para habaib serta alim ulama' dari kampung margi menuju makam sunan Ampel Surabaya.
Setelah habis solat magrib jam'iyah hadrah al Banjari Bangil lazim mengisi acara Haul di masjid Agung Sunan Ampal dengan membaca Maulid Diba' dan membaca Maulid Simtudrar, saat mahalul qiyam.
Seusai makhalul qiyam, Hb Edrus bin Hud Asegaf langsung berceramah di depan para jamaah, seraya memberi nama Hadrah al banjari dari Bangil dengan nama Hadrah Al Banjari "Al asyiqiin".
Semua para tetuha' yang di pimpin oleh kaik H Abdul Malik, Abah Saini Abdan, Abdul kadir Hasan, H Sulaiman, Antung Arsyad, Amin Husin,' Mahmud, menerima atas pemberian nama tersebut, dengan alasan;
1. Yang memberi nama "Al Asyiqien" kepada Hadrah al Banjari Bangil, adalah seorang Ulama' dari kalangan Habaib, di Masjid Agung Sunan Ampel.
2. Ketika itu para Habaib dan para Kyai mengatakan, tatkala makhalul qiyam membaca
يارشول الله اهلا
maka para Habaib dan para kyai saat itu merasa Asyiq dan tenggelam, karena melihat Rasulullah Saw hadir di tengah tengah umat Islam, sehingga secara sepontanitas para Habaib banyak yg histeris mengucapkan seruan berkali kali ....
صلى الله على محمد،... صلى الله على محد.،....
صلى الله على محد
Sebagai isarat menyambut Nabi Muhammad Saw telah hadir di tengah tengah kaum muslimin.
Dari peristiwa itu beberapa hari berikutnya Bpk H. M Amin bin Husin selaku pimpinan hadrah Al banjari al asyiqin Bangil menciptakan syair lagu sebagai mukodimah atau pengenalan sebelum berangkat mangarak para Habaib, dan Syair tsb di tashih langsung oleh Hb Husin bin Abu Bakar Asegaf dengan tulisan syair sebagai berikut:
مر حبا اهلا وسهلا....مرحبا يامرحبا
مرحبا شرقناكم....مرحبا ياساداتنا
مرحبا اهلا وسهلا..مرحبا يامرحبا
مرحبا شرفنا كم...مرحبا يا حباءبنا
مرحبا اهلا وسهلا مرحبا بخضوركم
مرحبا اهلاوسهلا مرحبا بمجيءكم
نرجو ان تحبونا بجمعيتنا
الحضرة العاشقين سموها حباءبنا
Kemudian di sambung dengan membaca sholawat sambil berjalan mengarak menuju ke tempat Haul
الصلاة على النبي والسلام على الرسول الشفيع الا بطحي ومحد عربي
Di samping itu pula Bapak H Amin Husin juga mengarang syair lagu Berbahasa Banjar dengan judul lagu "mengarak pengantin Banjar"
Mengingat lagu tersebut sebagai tradisi atau kultur budaya masarakat Banjar di Kalimantan Selatan tempo dulu.
Mengingat lagu tersebut sebagai tradisi atau kultur budaya masarakat Banjar di Kalimantan Selatan tempo dulu.
Contoh tulisan syair lagu mearak pengantin Banjar sbb:
Ramai banar urang behadrah.
Mearak pengantin Banjar.
Jalan balenggang meatur langkah
Di bawah payung baputar.
Rudat jalan bandul di guyang
Syair di lagu besasahutan
Di sela sela pukulan terbang
Banyak nang mairingakan.
Ref. Selamat pengantin datang.
Baras kuning di hamburakan.
Sholawat di bacahakan
Di bawa ke petataiyan..2x
Pengantenya bakalung kambang
Kambang guyang di ujung galung
Duduk besanding di petataiyan
Adat nang di tatahakan...2x
Selamat pengantin datang.
Baras kuning di hamburakan
Sholawat di bacahakan
Di bawa ke petataiyan...2x
Melihat tradisi Hadrah dan Sholawat begitu meriah, di tambah lagi dengan ke meriahkan Syair lagu berbahasa Benjar, maka para masarakat asli Banjar, mulai dari Ulama' hingga Umaro' menyambut Sholawat Hadrah tersebut, sebagai tradisi urang Banjar bahari.
Mashurnya Hadrah Al Banjari ke seluruh bumi Nusantara, bersamaan pula dengan mashurnya Maulid simtudrar (Al Habsyi) yang lazim di baca oleh Guru Zaini bin Abdul Ghani Sekumpul Martapura Kal Sel, serta mashurnya orang orang yg memakai pakaian putih dan kopyah warna putih.
Dengan demikian sejarah Hadrah Al Banjari betul betul berasal dan milik tradisi masyarakat Banjar yang MUHIBBIN, seperti Sahabat ANSOR di zaman Nabi Saw.
kini Hadrah Al Banjari di ikuti oleh semua lapisan masarakat di jawa dan di seluruh bumi Nusantara.
Artikel ini bersumber dari tulisan facebook Fanlie, tanpa mengubah sedikitpun dari tulisan tersebut. Penulis ini memiliki nama asli Abdul Basyir, yang biasa menjadi pembawa acara kegiatan ke agamaan di Kota Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.
Post a Comment